Elektabilitas Bukan Satu-satunya, Golkar Percaya Diri Sosok Ahmed Zaki Mentereng Saat Pilkada DKI 
Ilustrasi. TPS lokasi pencoblosan Pemilu 2024. (ANTARA-Darwin Fatir-am)

Bagikan:

JAKARTA - Partai Golkar disebut telah mantap bakal mengusung Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Namun, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar DKI Jakarta Basri Baco mengaku elektabilitas Zaki dalam bursa calon Gubernur DKI Jakarta masih rendah.

Dukungan masyarakat kepada Zaki dalam beberapa lembaga survei masih kalah populer dengan tokoh lain, seperti Tri Rismaharini, Ridwan Kamil, Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan nama-nama lainnya.

"Hasil survei terakhir memang belum terlalu besar," kata Baco kepada wartawan, Minggu, 28 April.

Namun, Baco pede Zaki masih bisa bersaing dengan calon-calon lainnya saat tahapan kampanye hingga hari pemilihan Pilkada Serentak 2024 November mendatang. Menurut dia, penentu kemenangan calon di kontestasi politik bukan hanya didasarkan pada kepopuleran tokoh.

Baco berkaca pada proses Pilkada 2017. Di mana, dalam hasil sejumlah survei sebelum pemungutan suara, elektabilitas Anies Baswedan-Sandiaga Uno masih kalah dari Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiiful Hidayat. Namun, Anies-Sandi yang terpilih menjadi pemimpin Jakarta periode 2017-2022.

"Jadi, elektabilitas atau popularitas bisa tapi menurut saya tidak utama, bukan penentu satu satunya. Karena fakta membuktikan zaman Anies bisa kejadian," ucap Baco.

Ditambah, Zaki dianggap Golkar memiliki keunggulan yakni berpengalaman sebagai kepala daerah, yakni Bupati Tangerang dua periode. Zaki juga memahami persoalan Jakarta lantaran menjabat sebagai Ketua DPD Golkar DKI.

"Kita punya harapan besar. Kenapa? Pengalaman ada, kontribusi ada. Sudah biasa dengan DKI Jakarta. Lima tahun memimpin Golkar DKI Jakarta, 10 tahun memimpin Tangerang sebagai kepada daerah. Politik juga paham dibandingkan yang lain," urainya.

Di satu sisi, Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta menyadari bahwa mereka tidak bisa mengusung tanpa koalisi partai. Sebab, perolehan jumlah kursi Golkar di DPRD DKI belum cukup untuk mengusung calon gubernur dan wakil gubernur.

Sehingga, bisa saja Golkar mengusung Zaki sebagai calon wakil gubernur dengan membentuk koalisi. Yang jelas, parpol koalisi yang kemungkinan besar berjalan bersama Golkar tak berbeda dengan koalisi di Pilpres 2024 yang mengusung Prabowo-Gibran.

"Golkar adalah partai di 5 besar, tapi tak bisa maju sendiri. Kita cuma 10 kursi. Minimal perlu 10-12 kursi lagi. Jadi harus gandeng 1 partai besar atau 2 partai sedang," jelas Baco.

"Kita masih ke koalisi 02. Kalau ini saja sudah sangat cukup. Tapi apakah Gerindra punya calon atau tidak? kita tak tahu. PAN ada calon atau tidak?" lanjutnya.