BMKG Imbau Warga Waspada Longsor dan Banjir Pascagempa di Garut
Gempa bumi di barat daya Kabupaten Garut (dok. BMKG).

Bagikan:

BANDUNG - Gempa bumi 6,5 skala Richter yang berpusat di Garut menimbulkan sejumlah kerusakan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Jabar khususnya di wilayah Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung, Garut, dan sekitarnya untuk mewaspadai potensi sejumlah bencana.

Pascagempa, warga diimbau tetap tenang tapi waspada mengantisipasi longsor dan banjir bandang yang mungkin terjadi.

Dalam rilis yang disiarkan oleh BMKG di Jakarta pada Minggu Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, getaran yang terjadi akibat gempa sangat mungkin mengakibatkan lereng-lereng itu menjadi retak-retak atau rapuh. Kondisi tersebut menjadi berbahaya bila terjadi hujan sebab air hujan yang meresap dikhawatirkan akan mendorong massa tanah dan atau batuan menjadi longsor.

"Kepada masyarakat kami mengimbau untuk tenang, namun tetap waspada apabila turun hujan baik dengan intensitas sedang hingga lebat. Secara khusus, masyarakat yang bertempat tinggal di lereng-lereng bukit, perbukitan, gunung, ataupun pegunungan dan daerah aliran sungai karena berpotensi terjadi longsor dan banjir bandang," kata Kepala BMKG Dwikorita melansir ANTARA.

BMKG, lanjutnya, juga mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa.

Ia meminta masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan, rusak sebagian, atau miring akibat terdampak gempa agar tidak menempatinya untuk sementara waktu, dan memilih untuk tinggal di tempat yg lebih aman (kokoh dan stabil).

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal apakah cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan, sebelum kembali ke dalam rumah," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Gempa Nasional, Daryono menyatakan, gempa bumi tektonik berkekuatan Magnitudo 6.2 yang mengguncang Kabupaten Garut dan sekitarnya adalah gempa utama.

Hasil analisis BMKG menyimpulkan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat, atau yang populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intraslab earthquake).

"Gempa semalam adalah langsung gempa utama -mainshock-, kemudian amblas dan energi habis atau lepas total. Tidak ada gempa pembuka dan miskin susulan. Hingga pukul 23.55 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan -aftershock- dengan magnitudo 3.1," kata Daryono.

Sementara itu, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Adapun episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,39° LS ; 107,11° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 156 Km arah Barat Daya Kabupaten Garut Jawa Barat pada kedalaman 70 km.