JAKARTA - Rusia menyambut baik penyelesaian apa pun yang mengarah pada keamanan di Gaza setelah gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas diumumkan.
Hal ini disampaikan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Kamis, 16 Januari.
Perjanjian gencatan senjata yang kompleks antara Israel dan kelompok militan Hamas, yang menguasai Gaza, muncul pada hari Rabu setelah mediasi oleh Qatar, Mesir dan AS dan pertumpahan darah selama 15 bulan yang menghancurkan wilayah pesisir dan mengobarkan gejolak di Timur Tengah.
Sebelumnya, Garda Revolusi Iran menyebut gencatan senjata di Gaza mewakili "kemenangan besar" bagi perlawanan Palestina. Iran memperingatkan kemungkinan pelanggaran oleh Israel.
Kelompok bersenjata Palestina Hamas dan Israel mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata di Gaza yang menurut para mediator akan berlaku pada Minggu, 19 Januari.
BACA JUGA:
Perjanjian tersebut mengatur pembebasan sandera Israel yang ditahan di sana selama 15 bulan perang yang menghancurkan wilayah tersebut dan menewaskan puluhan ribu warga Palestina.
“Berakhirnya perang dan diberlakukannya gencatan senjata terhadap rezim Zionis (Israel) adalah kemenangan yang jelas dan besar bagi Palestina dan kekalahan yang lebih besar bagi rezim Zionis,” demikian pernyataan Garda Revolusi Iran dilansir Reuters, Kamis, 16 Januari.
Iran dan kelompok bersenjata non-negara sekutunya di kawasan seperti Houthi di Yaman dan Hizbullah di Lebanon telah mendukung Hamas selama konflik berlangsung.
“Perlawanan tetap hidup, berkembang, kuat dan memiliki keyakinan yang lebih dalam terhadap janji ilahi untuk membebaskan masjid al-Aqsa dan Yerusalem,” kata Garda Revolusi seraya menegaskan mereka tetap melakukan persiapan di lapangan untuk menghadapi "perang dan kejahatan baru”.