Bagikan:

JAKARTA -  Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung menegaskan Taiwan dapat berunding dengan Amerika Serikat kapan saja terkait masalah tarif, sehari setelah pasar saham pulau itu anjlok karena kekhawatiran perdagangan.

Produsen semikonduktor utama Taiwan, yang dikenai bea masuk sebesar 32%, ditetapkan oleh pemerintah AS sebagai salah satu mitra dagang AS dengan salah satu surplus perdagangan tertinggi dengan negara tersebut.

Presiden Taiwan Lai Ching-te pada Minggu mengusulkan tarif nol alias bebas tarif impor dengan Amerika Serikat. Taiwan juga akan berinvestasi lebih banyak di negara tersebut serta menghapus hambatan perdagangan.

Berbicara kepada wartawan di sela-sela sidang parlemen, Lin mengatakan Taiwan siap untuk membicarakan berbagai isu dengan Amerika Serikat, termasuk investasi dan pembelian dari negara tersebut serta hambatan non-tarif.

"Selama ada waktu dan metode negosiasi yang pasti, hal itu dapat didiskusikan kapan saja dengan Amerika Serikat," sambungnya dilansir Reuters, Selasa, 8 April.

Pada hari Senin, penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan Taiwan telah menghubungi untuk membahas tarif.

Perdana Menteri Cho Jung-tai, yang juga berbicara di parlemen, mengatakan Taiwan memang salah satu mitra dagang AS yang ingin berunding dan pemerintah akan memilih waktu yang tepat untuk menyampaikan rencana Lai kepada Amerika Serikat.

Cho menolak memberikan rincian pembicaraan dengan Amerika Serikat, pendukung internasional terpenting Taiwan meskipun tidak ada hubungan diplomatik formal.

"Kami jelas memiliki rencana yang komprehensif, kami memiliki orang yang tepat, dan kami akan dapat melakukan negosiasi yang positif," imbuhnya.