JAKARTA - Perdana Menteri Qatar mengatakan pada Hari Minggu, upaya untuk mencapai gencatan senjata baru di Jalur Gaza, Palestina mengalami kemajuan, tetapi kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk mengakhiri perang masih sulit dicapai.
"Kami telah melihat sedikit kemajuan pada hari Kamis dibandingkan dengan pertemuan lainnya, tetapi kami perlu menemukan jawaban untuk pertanyaan utama: bagaimana mengakhiri perang ini. Itulah inti dari seluruh perundingan," kata Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, yang juga menjabat sebagai menteri luar negeri, dilansir dari Reuters 28 April.
Direktur Mossad David Barnea melakukan perjalanan ke Doha pada Hari Kamis pekan lalu untuk bertemu Sheikh Mohammed di tengah upaya untuk mencapai gencatan senjata baru di Gaza, Axios melaporkan minggu lalu.
Sheikh Mohammed tidak mengatakan elemen mana dari perundingan gencatan senjata yang telah mengalami kemajuan dalam beberapa hari terakhir, tetapi mengatakan Hamas dan Israel masih berselisih pendapat mengenai tujuan akhir dari perundingan.
Lebih jauh dia mengatakan, kelompok militan tersebut bersedia mengembalikan semua sandera Israel yang tersisa jika Israel mengakhiri perang di Gaza.
Namun, Israel ingin Hamas membebaskan para sandera yang tersisa tanpa menawarkan visi yang jelas untuk mengakhiri perang, katanya.
"Ketika Anda tidak memiliki tujuan bersama, tujuan bersama antara para pihak, saya yakin peluang (untuk mengakhiri perang) menjadi sangat tipis," jelas Sheikh Mohammed pada konferensi pers di Doha bersama Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan.
Pada gilirannya, Menlu Fidan mengatakan pembicaraan yang telah dilakukan pejabat Turki dengan Hamas telah menunjukkan bahwa kelompok itu akan lebih terbuka terhadap kesepakatan yang melampaui gencatan senjata di Gaza dan bertujuan untuk solusi abadi bagi krisis dengan Israel, termasuk solusi dua negara.
Kemudian, sumber diplomatik Turki mengatakan Menlu Fidan telah bertemu dengan pejabat senior Hamas di Doha untuk membahas negosiasi gencatan senjata dan situasi kemanusiaan di Gaza.
"Pihak Hamas menyatakan mereka terus mengupayakan gencatan senjata yang abadi. Mereka menyampaikan informasi tentang pertemuan yang diadakan dalam beberapa hari terakhir," kata sumber itu, seraya menambahkan Menlu Fidan telah mengulangi, Turki akan melanjutkan upaya internasional dan bilateral untuk perdamaian di Gaza.
BACA JUGA:
Diketahui, perang terbaru di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, saat kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Israel, menyebankan 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera, menurut perhitungan Israel.
Israel melanjutkan serangannya di Gaza pada 18 Maret, setelah gencatan senjata yang berlaku pada 19 Januari berakhir, mengatakan akan terus menekan Hamas hingga membebaskan para sandera yang masih ditahan di daerah kantong itu. Sebanyak 24 dari mereka diyakini masih hidup.
Sementara dikutip dari WAFA, jumlah korban tewas Palestina sejak konflik terbaru pecah telah mencapai 52.243 orang, sementara 117.639 lainnya luka-luka, dengan mayoritas korban adalah anak-anak perempuan.