JAKARTA - Rusia akan terus menargetkan lokasi yang digunakan oleh militer Ukraina, kata Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dalam wawancara yang disiarkan pada Hari Minggu, saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melaporkan Rusia telah melakukan 70 serangan.
Menlu Lavrov mengatakan, serangan rudal Rusia yang mematikan terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di Kyiv minggu lalu tidak ditujukan pada target yang "benar-benar sipil".
"Kami akan terus menargetkan lokasi yang digunakan oleh militer Ukraina, oleh beberapa tentara bayaran dari negara asing dan oleh instruktur yang secara resmi dikirim oleh Eropa untuk membantu menargetkan lokasi sipil Rusia," kata Menlu Lavrov di acara "Face the Nation" CBS, melansir Reuters 28 April.
Serangan tersebut, yang menewaskan sedikitnya 12 orang, menuai teguran langka terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dari Presiden AS Donald Trump pada Hari Jumat di media sosial, "Vladimir, BERHENTI."
Presiden Zelensky, yang bertemu dengan Presiden Trump di Roma pada Hari Sabtu sebelum pemakaman Paus Fransiskus, menulis di Telegram, komandan militer tertingginya melaporkan Rusia telah melakukan hampir 70 serangan pada Hari Minggu. Ia mengatakan situasinya masih sulit.
"Situasi di garis depan dan aktivitas nyata tentara Rusia membuktikan bahwa saat ini tidak ada tekanan yang cukup terhadap Rusia dari dunia untuk mengakhiri perang ini," tulisnya pada Hari Minggu.
BACA JUGA:
Menlu Lavrov juga mengatakan, Rusia tidak pernah menerima tawaran untuk membantu mengoperasikan pabrik nuklir Zaporizhzhia milik Ukraina.
Ia menambahkan, Moskow akan bersedia menyimpan bahan nuklir Iran yang diperkaya jika Amerika Serikat dan Iran yakin itu akan berguna.