Warganet Murka Penerima KIP Kuliah Malah Bergaya Hidup Mewah
Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah kembali menjadi sorotan karena dianggap salah sasaran. (Istimewa)

Bagikan:

JAKARTA – Program pemerintah Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah kembali disorot warganet X setelah gaya hidup mahasiswa penerima bantuan disebut terlalu wah. Warganet menyayangkan hal tersebut karena menilai bantuan ini seharusnya dapat dinikmati mahasiswa yang benar-benar membutuhkannya.

Kehebohan soal penerima KIP Kuliah salah sasaran ini ramai dibahas di X beberapa waktu lalu. Warganet geram karena oknum penerima KIPK ternyata memiliki gaya hidup mewah.

Yang bikin warganet geram, tidak hanya makan di restoran mewah, oknum penerima KIPK ini juga terlihat memakai pakaian branded, nonton konser artis luar negeri, liburan ke luar kota, bahkan memiliki telepon genggam seharga belasan juta.

Gaya Hidup Penerima KIPK Dirujak Warganet

Memantau kericuhan ini, Netray Media Monitoring menggunakan kata kunci KIP dan KIPK untuk melihat seberapa besar atensi warganet atas isu ini.

“Hasilnya ialah ditemukan sebanyak 4,3 ribu unggahan tentang kedua kata kunci ini. Unggahan-unggahan tersebut memperoleh 114,7 ribu reaksi dari warganet lainnya,” demikian dilaporkan Netray.

Isu santer diunggah oleh lebih dari dua ribu akun dengan potential reach mencapai 19,6 juta akun. Sementara itu, akun yang paling banyak menyuarakan dan mendapat impresi tentang hal ini ialah akun @UGM_FESS. Akun tersebut telah membagikan 135 cuitan dengan total 56,8 ribu impresi.

Selain mengunggah kritik dan sindiran terhadap oknum penerima KIPK, warganet juga geram dengan gaya hedon dan fancy mereka. Akun ini juga telah me-spill sosok serta akun medsos para mahasiswa hedon tersebut.

Grafik intensitas perbincangan warganet. (Netray)

Perbincangan warganet tentang kedua kata kunci ini tampak memuncak di tanggal 22 April 2024 dengan total 2,9 ribu twit dalam sehari. Tampak unggahan warganet tentang isu ini didominasi dengan cuitan bersentimen negatif sepanjang pemantauan.

Unggahan warganet tersebut banyak didominasi dengan ungkapan kritik terkait gaya hidup penerima KIPK. Ini terlihat dari jajaran top word kosakata hedon, gaya, kaya, mahal, branded, bahkan iphone.

Tidak sedikit warganet yang terpancing untuk ikut mengunggah dan membongkar hal tersebut ke khalayak. Bahkan mereka tak segan mengutuk perbuatan oknum mahasiswa tersebut dengan mendoakannya agar benar-benar jadi orang miskin.

Warganet sangat menyayangkan kejadian tersebut, karena bantuan pemerintah berupa pembiayaan kuliah ini seharusnya tepat sasaran.

Pendidikan Tinggi untuk Semua Kalangan

Warganet sangat menyayangkan kejadian-kejadian tersebut. Bantuan pemerintah berupa pembiayaan kuliah ini seharusnya tepat sasaran. Warganet pun merasa permasalahan beasiswa salah sasaran ini sudah bukan menjadi hal yang baru.

Bahkan salah satu akun menyampaikan bahwa adanya permainan ‘monopoli’ administrasi tentang beasiswa ini di beberapa daerah. Oleh karena itu, informasi tentang beasiswa ini hanya bisa diakses oleh masyarakat kalangan menengah ke atas bahkan keluarga pejabat daerah.

Mengutip laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, KIP Kuliah adalah bantuan biaya pendidikan dari pemerintah bagi lulusan SMA/sederajat yang memiliki potensi akademik baik tapi memiliki keterbatasan ekonomi.

Statistik perbincangan warganet. (Netray)

Sebagai informasi, KIPK ini sebelumnya disebut Bidikmisi yang sudah digulihkan pemerintah sejak 2011. Pemerintah bertujuan untuk memberi kesempatan yang lebih banyak kepada masyarakat agar dapat mengakses pendidikan tinggi sehingga mampu memutus rantai kemiskinan.

Pada 2022, KIP Kuliah dikembangkan sebagai KIP Kuliah Merdeka. Ada perbedaan di antara kedua program tersebut, yaitu besaran bantuan biaya pendidikan yang diberikan pemerintah. Penerima KIP Kuliah menerima bantuan biaya pendidikan atau Uang Kuliah Tunggar sebesar Rp2,4 juta per semester.

Sedangkan program KIP Kuliah Merdeka memberi bantuan UKT yang disesuaikan dengan Program Studi (Prodi) yang dipilih serta akreditasi Prodi tersebut. Prodi akreditasi C maksimal mendapatkan Rp 2,4 juta, akreditasi B maksimal Rp 4 juta, dan akreditasi A maksimal Rp 12 juta.