Bagikan:

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia terus melanjutkan proses negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS), khususnya terkait kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.

Oleh sebab itu, Airlangga menegaskan terkait tawaran kerja sama di sektor energi, pertanian, dan sektor lainnya masih bersifat dinamis.

"Karena kita dalam proses perundingan, maka tentu apa yang ditawarkan (oleh Indonesia) dan apa respons (Amerika Serikat) itu masih merupakan hal yang dinamis, jadi bukan posisi yang statis," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat, 25 April.

Airlangga menyampaikan saat ini, pembahasan terkait hal tersebut masih berlangsung, dan rincian kesepakatan akan diumumkan setelah adanya persetujuan dari kedua belah pihak.

"Tentu terkait dengan tawaran Indonesia di sektor energi, di sektor pertanian, kemudian dan yang lain ini masih dalam konteks pembahasan yang nanti rinciannya akan diumumkan sesudah deal ini dapat diterima oleh kedua pihak," jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, ia menyampaikan bahwa Amerika Serikat telah memberikan respons awal yang positif, lantaran Indonesia menjadi salah satu negara awal yang merespons sehingga tentunya memberikan keuntungan tersendiri.

"Kemudian tantangan yang dihadapi tentu karena ini adalah Indonesia adalah satu dari lebih dari 70 negara, sehingga tentu bagi Indonesia adalah bagaimana kita menjadi perhatian pertama dan Alhamdulillah ini sudah berhasil kita capai dan schedule sudah dipersiapkan, bahkan Indonesia mengusulkan timeline yang lebih pendek yaitu 60 hari, dan ini diapresiasi oleh berbagai negara yang kebetulan sedang ada di Washington," jelasnya.

Selain itu, Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia juga berdiskusi dengan negara-negara yang memiliki pandangan sejalan yang kebetulan hadir di Washington. Dalam kesempatan tersebut, Indonesia membagikan berbagai hal yang diperkirakan dapat memberikan manfaat bagi perekonomian nasional.

Oleh sebab itu, ia menegaskan bahwa Indonesia mendorong perdagangan yang adil, baik di tingkat bilateral maupun multilateral sehingga kerja sama ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi bersama.

"Jadi tentu ini bukan dalam tanda petik zero sum game dan ekonomi diharapkan bisa tumbuh, tapi ada pengalihan daripada import untuk community dari negara tertentu, tentunya ada community lain yang Indonesia bisa tingkatkan," ucapnya.