Bagikan:

JAKARTA - Fenomena kerja tidak sesuai dengan jurusan kuliah semakin sering terjadi di Indonesia. Hal ini karena banyaknya lulusan tak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang terbuka, menyebabkan calon karyawan mengambil pekerjaan apa saja.

Dalam konteks ini, pernyataan dari Sekretaris Kemendukbangga/BKKBN, Budi Setiyono, memberikan perspektif penting mengenai bagaimana data kependudukan dapat menjadi kunci dalam mengatasi ketidaksesuaian ini.

"Inilah kita Kemendikbungga ini mencoba membuat konstruksi data kependudukan, sehingga dari data itu bisa tergambar. Kita setiap tahun akan tumbuh jumlah angkatan kerja baru," kata Budi Setiyono, saat ditemui di kantor Kemendukbangga, Jakarta Timur pada Kamis, 16 Januari 2025.

"Kita harus mempersiapkan, misalnya tumbuh sekian, maka kita harus menyediakan lowongan kerja sebanyak itu. Jadi semua angkatan kerja terserap di lapangan pekerjaan," lanjutnya.

Namun, tantangan utamanya adalah bagaimana memastikan bahwa semua angkatan kerja tersebut terserap di lapangan pekerjaan yang relevan.

Menurut Budi, untuk mencapai hal ini, perusahaan perlu mempersiapkan lowongan kerja yang sebanding dengan pertumbuhan angkatan kerja. Tanpa perencanaan yang matang, banyak lulusan yang akhirnya bekerja di bidang yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

Budi menekankan pentingnya data kependudukan yang akurat dan canggih. Dengan data ini, pemerintah dapat memprediksi kebutuhan tenaga kerja di masa depan.

"Kita harus bisa memprediksikan, kalau sekian bayi lahir, sekian tahun kemudian semua wilayah dibutuhkan, rumah sakit dibutuhkan, atau fasilitas umum lainnya harus dilihat kapasitas volumenya," ucap Budi.

Data ini juga dapat membantu dalam merancang kebijakan pendidikan dan pembangunan yang lebih terarah. Tanpa data yang memadai, perencanaan cenderung tidak terarah.

"Misal mahasiswa dari 100 dinaikin jadi 150. Misalnya lagi, kita punya data kependudukan, lapangan pekerjaan teknik kimia hanya dibutuhkan 1000, tapi lulusannya 2000, berarti masih ada lulusan 1000 tak bekerja pada bidangnya," imbuh Budi.

Salah satu solusi yang diusulkan adalah mengintegrasikan data kependudukan dengan kebijakan pendidikan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud).

"Kita bisa buat suatu keputusan tajam kepada Kementerian Pendidikan supaya tenaga kerja yang sektor/bidang yang tidak terserap, maka dikurangi. Ditambah bagi jurusan yang dibutuhkan dengan market." jelas Budi.