Bagikan:

JAKARTA - Harapan AS Roma untuk menyelesaikan kisah comeback luar biasa musim ini akan ditentukan pada pekan terakhir Serie A, Minggu 25 Mei, saat mereka bertandang ke markas Torino. Dalam laga yang berpotensi menjadi akhir dongeng sempurna, pelatih kawakan Claudio Ranieri siap mengukir akhir karier yang gemilang dengan membawa klub masa kecilnya kembali ke Liga Champions. Namun, nasib Roma tak sepenuhnya di tangan mereka sendiri—hasil dari pertandingan Juventus dan Lazio juga akan menjadi penentu.

Musim 2024-2025 benar-benar rollercoaster bagi Roma. Setelah mengawali musim dengan buruk hingga memecat legenda klub Daniele De Rossi dan gagal total bersama Ivan Juric, Roma akhirnya bangkit di bawah asuhan Ranieri.

Kemenangan 3-1 atas AC Milan pekan lalu memperpanjang harapan mereka untuk lolos ke Liga Champions hingga detik terakhir musim ini. Juventus, yang unggul satu poin dan akan menghadapi tim papan bawah Venezia, berada di posisi keempat sementara. Tapi jika mereka terpeleset, Roma dan rival sekota Lazio siap mengambil alih.

Perhitungan klasemen akan sangat ketat. Jika ada tim yang finis dengan poin sama, aturan head-to-head, selisih gol, dan jumlah gol akan menjadi penentu. Saat ini Juventus memiliki selisih gol +22, unggul tipis atas Roma yang mencatat +19. Bahkan jika semua statistik itu imbang, penentuan bisa jatuh pada undian koin—sebuah skenario dramatis yang belum tentu diinginkan siapa pun.

Meskipun sempat mengalami kekalahan dari Atalanta dan memutus rekor 19 laga tanpa kalah, Roma tetap tampil solid sepanjang 2025. Mereka hanya kebobolan 11 gol dan mencatat 10 clean sheet sejak pergantian tahun. Apa pun hasil di Turin nanti, Ranieri akan mengakhiri karier Serie A-nya dalam pertandingan ke-501, sebuah catatan luar biasa yang dimulai hampir 35 tahun lalu.

Bagi Torino, laga ini tak terlalu berarti secara klasemen. Mereka sudah tak bisa menembus 10 besar dan hanya menang sekali dari delapan laga terakhir. Selain itu, sejarah pertemuan kedua tim pun memihak Roma, yang menang lima dari tujuh laga tandang terakhir di markas Granata.

Torino juga sedang kesulitan mencetak gol, hanya membobol gawang lawan satu kali dalam empat laga terakhir. Kekalahan tipis dari Lecce pekan lalu menunjukkan betapa lemahnya lini serang tim asuhan Paolo Vanoli. Meski begitu, mereka tetap ingin menutup musim di depan publik sendiri dengan hasil positif, meskipun ada kemungkinan mereka tergelincir ke peringkat 12 jika kalah.

Dari sisi komposisi pemain, Roma tak bisa menurunkan Paulo Dybala dan kapten Lorenzo Pellegrini yang cedera. Penyerang utama Artem Dovbyk kemungkinan hanya akan duduk di bangku cadangan jika pulih dari cedera adduktor. Eldor Shomurodov kemungkinan akan kembali menjadi starter di lini depan, disokong oleh Matias Soule yang menjadi kreator utama sejak Februari.

Sementara itu, Torino juga dilanda badai cedera. Selain Duvan Zapata dan Perr Schuurs yang absen jangka panjang, mereka kemungkinan tak bisa menurunkan Borna Sosa dan Alieu Njie. Namun Saul Coco dan Eljif Elmas bisa kembali masuk skuad meski belum 100 persen fit. Harapan Torino di lini depan disandarkan pada Che Adams, yang bisa mencetak dua digit gol untuk pertama kalinya di liga top Eropa jika berhasil menjebol gawang Roma.

Laga ini menjanjikan drama besar, bukan hanya karena gengsi dan sejarah kedua tim, tapi karena taruhan besar: tiket Liga Champions dan akhir sempurna bagi salah satu pelatih paling dihormati di sepak bola Italia. Apakah Ranieri bisa menutup kisahnya dengan akhir bahagia, atau Torino akan menjadi penghalang terakhir di perjalanan penuh keajaiban Roma?

Prakiraan Formasi Pemain 

Torino : Milinkovic-Savic; Dembele, Maripan, Masina, Biraghi; Ricci, Gineitis; Lazaro, Vlasic, Gineitis; Adams

AS Roma : Svilar; Celik, Mancini, Ndicka; Saelemaekers, Cristante, Kone, Angelino; Pisilli, Soule; Shomurodov